Gelar Rakernas di Yogya, PBNU Bahas Isu-Isu Strategis

Posted by Diposting oleh alvian On 3:23:00 PM

Yogyakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar rapat pleno atau rakernas di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Bantul, DI Yogyakarta. Rakernas yang dihadiri lebih dari 200 orang.

Mereka terdiri dari semua petinggi NU seperti Musytasyar PBNU, Syuriah PBNU, Tanfidziyah PBNU, lembaga dan Lajnah di jajaran PBNU, Pengurus Pusat Badan Otonom NU, seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, Sarbumusi, Pergunu (Persatuan Guru NU), Pagar Nusa, IPNU dan IPPNU.

"Ada banyak isu-isu strategis berkaitan dengan kondisi bangsa dan negara kita saat ini yang akan kita bahas selama dua hari hingga Senin 28 Maret 2011," kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj kepada wartawan seusai acara pembukaan di Ponpes Al Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Minggu (27/3/2011).

Said mengatakan sebelum menggelar sidang pleno, PBNU akan menyampaikan laporan pelaksanaan program satu tahun setelah Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010 lalu. Selain itu ada pula arahan dari Rois Aam NU KH Sahal Mahfudz.

Selain sidang pleno, lanjut Said, peserta akan mengikuti sidang komisi. Sidang komisi tersebut adalah komisi organisasi, komisi program kerja, komisi kaderisasi, komisi manajemen pengembangan aset dan keuangan, serta komisi khusus.

"Komisi khusus ini memiliki tugas untuk mengurai, menjabarkan, dan merumuskan kontekstual ajaran mengenai Ahlussunna Wal Jamaah bagi kehidupan kemasyarakatan, budaya, dan kebangsaan," katanya.

Menurut Said, beberapa isu strategis mengenai kondisi nasional bangsa Indonesia dan internasional juga akan dibahas. Beberapa isu tersebut bererkaitan dengan masalah politik, kebudayaan, dekadensi ekonomi politik, perekonomian nasional, kesejahteraan rakyat, persoalan multikultural dan minoritas, terorisme, korupsi, dan lain-lain.

"Kasus krisis di Timur Tengah atau di wilayah Arab serta serangan Sekutu terhadap Libya juga mendapat perhatian untuk dibahas," katanya.

Said mengatakan pihaknya sengaja menggelar sidang pleno di pesantren untuk menegaskan sikap NU dengan jargon 'Kembali ke Pesantren' sebagai basis dari organisasi NU. Rakernas ini mengambil tempat di pesantren sebagai simbol NU kembali pada rumahnya. PBNU memiliki komitmen untuk memperkokoh pengembangan pesantren.

"Kita berharap pemikiran dan kearifan pesantren akan mampu menghadirkan pemikiran dan peran-peran PBNU lebih substansif dalam urusan kebangsaan dan kemasyarakatan. Kita juga berpandangan kehidupan politik kebangsaan saat ini terasa semakin kering dari semangat spiritual dan moralitas keagamaan," katanya.